
Di tengah kekayaan budaya Tionghoa yang mendunia, salah satu warisan seni yang paling menarik perhatian adalah wayang cina. Berbeda dengan wayang kulit khas Jawa, wayang cina atau yang lebih dikenal sebagai Pi Ying Xi (皮影戏) atau dalam bahasa Mandarin berarti “teater bayangan kulit” adalah bentuk seni pertunjukan tradisional yang menggunakan siluet kulit hewan yang diukir halus dan dioperasikan di belakang layar bercahaya. Pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana penyampaian cerita sejarah, legenda, dan nilai moral yang telah diwariskan selama ribuan tahun.
Seni ini telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tahun 2011, membuktikan betapa berharganya wayang cina bagi peradaban dunia.
Asal Usul dan Sejaran Wayang Cina

Konon, wayang cina lahir pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M). Legenda menyebutkan bahwa seni ini muncul karena seorang kaisar merasa sedih atas kematian kekasihnya. Seorang tukang sihir membuat bayangan sang wanita menggunakan kulit keledai yang diwarnai, lalu memproyeksikannya di layar dengan cahaya lilin. Bayangan itu begitu hidup, hingga sang kaisar merasa lega. Dari situlah Pi Ying Xi mulai berkembang.
Seiring waktu, seni ini menyebar ke seluruh Tiongkok dan berevolusi menjadi bentuk hiburan rakyat yang populer, terutama di daerah Shaanxi, Gansu, dan Hebei. Setiap daerah memiliki gaya ukiran, musik, dan dialek yang khas, menciptakan keberagaman dalam satu bentuk seni.
Proses Pembuatan dan Teknik Pertunjukan
Membuat wayang cina adalah proses yang sangat rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi. Berikut tahapannya:
- Pemilihan Bahan
Kulit sapi, domba, atau keledai dipilih karena kekuatan dan transparansinya. Kulit ini kemudian direndam, diregangkan, dan dikeringkan selama berhari-hari. - Pengukiran
Setiap karakter diukir secara manual dengan pisau kecil. Detail seperti ekspresi wajah, pakaian, dan aksesori dibuat sangat halus. Sebuah karakter bisa memakan waktu hingga beberapa minggu untuk selesai. - Pewarnaan
Setelah diukir, wayang diberi warna alami seperti merah dari cinnabar, hijau dari tembaga, dan hitam dari arang. Warna-warna ini tidak hanya indah, tapi juga melambangkan sifat karakter — merah untuk keberanian, hitam untuk kesetiaan, putih untuk kejahatan. - Pengoperasian di Layar
Saat pertunjukan, dalang (operator wayang) menggerakkan wayang menggunakan batang bambu tipis di belakang layar kain putih. Cahaya dari belakang membuat bayangan muncul, sementara dalang juga mengubah suara dan menyanyi sesuai karakter.

Cerita dan Tema yang Sering Dipentaskan
Wayang cina biasanya mengangkat kisah dari sejarah Tiongkok, mitologi, atau klasik sastra seperti Romance of the Three Kingdoms, Journey to the West, dan The Investiture of the Gods. Beberapa tema umum yang sering muncul:
- Pertarungan antara Kebaikan dan Kejahatan
Kisah pahlawan yang melawan iblis atau penjahat, mengajarkan moral tentang kejujuran dan keberanian. - Legenda Keluarga dan Kesetiaan
Cerita tentang anak yang setia pada orang tua, atau prajurit yang membela negara, sangat dihargai dalam budaya Tionghoa. - Kisah Cinta dan Pengorbanan
Seperti legenda Butterfly Lovers, yang sering dibawakan dengan nuansa dramatis dan menyentuh hati.
Musik tradisional seperti guzheng, erhu, dan gendang mengiringi setiap adegan, menciptakan suasana yang hidup dan emosional.

Wayang Cina di Indonesia: Jejak Budaya Tionghoa Lokal
Di Indonesia, terutama di daerah dengan komunitas Tionghoa yang kuat seperti Singkawang, Medan, atau Jakarta, wayang cina pernah menjadi bagian dari perayaan Cap Go Meh atau Imlek. Meski tidak sepopuler dulu, beberapa komunitas masih melestarikannya sebagai bentuk apresiasi terhadap akar budaya.
Beberapa kelenteng dan sanggar seni Tionghoa di Indonesia bahkan mulai mengadakan pertunjukan wayang cina sebagai bagian dari edukasi budaya, terutama untuk generasi muda. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, seni ini bisa kembali hidup dalam bentuk modern — bahkan digabungkan dengan teknologi proyeksi digital.
Wayang Cina, Warisan Seni yang Harus Dilestarikan

Wayang cina bukan sekadar bayangan di layar, tapi cerminan dari kebijaksanaan, seni, dan spiritualitas bangsa Tiongkok. Dari proses pembuatan yang rumit hingga pertunjukan yang penuh makna, setiap detiknya adalah bukti kehebatan kreativitas manusia.
Yang terpenting, seni ini mengajarkan kita bahwa cerita bisa disampaikan dengan cara yang indah, tanpa perlu dialog panjang atau efek visual modern. Cukup dengan cahaya, bayangan, dan suara, sebuah kisah bisa menggugah jiwa.
Bagi Anda yang penasaran, carilah pertunjukan wayang cina di festival budaya atau museum seni. Siapa tahu, Anda akan terpukau oleh keindahan yang tersembunyi di balik layar tipis itu.